MANADO (BK) : Polri bertugas memberikan pelayanan keamanan dan ketertiban kepada masyarakat. Termasuk di dalamnya, pemberantasan kelompok radikal, intoleransi dan terorisme di Indonesia.
Sebagai ormas Islam yang selalu terdepan dalam menyuarakan toleransi, Muhammadiyah Manado mendukung upaya Polri dalam memberantas gerakan anti radikalisme dan terorisme.
Sekretaris PDM Muhammadiyah Kota Manado, Gavrin Abudi mengatakan tugas Polri secara umum bertujuan untuk pencegahan munculnya kekerasan yang bermuara pada konflik sosial.
“Radikalisme dan terorisme pasti memunculkan kekerasan dan konflik sosial, maka itulah kami mendukung Polri 100 persen dalam memberantasnya,” ucap Gavrin di Manado, Jumat (25/3/2022).
Tapi dukungan seperti apa yang dilakukan? Ia mengatakan dengan cara mendorong semua umat Muhammadiyah di Manado melalui pengajian-pengajian untuk selalu berbuat yang terbaik untuk Negara dan bangsa ini.
“Tidak ada lagi kata-kata yang menjurus ke paham-paham radikalisme, tidak ada lagi yang seperti itu. NKRI itu sudah menjadi patokan, Darul Ahdi Wa Syahadah namanya, itu memang sudah pas dan tidak ada tawar-tawar lagi,” tegasnya.
Darul Ahdi Wa Syahadah itu sendiri berasal dari kata Darul Ahdi atau negara kesepakatan dan darul syahadah atau kesaksian adalah negara tempat kita semua mengisi. Artinya, setelah Indonesia merdeka atas kesepakatan, maka seluruh elemen bangsa harus mengisi bangsa ini menjadi negara maju, makmur, adil bermartabat sesuai dengan Pancasila dan tujuan bernegara dalam UUD NRI 1945.
Gavrin kembali mengatakan, dukungan ke Polri bukan berarti harus ikut dalam tugas-tugas kepolisian, tetapi bisa dengan cara lain. Cara tersebut bisa seperti ceramah-ceramah agama selalu memberikan hal-hal yang menyejukkan.
Malah dalam dakwah oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah tidak selalu bicara tentang surga dan neraka. Juga tidak harus bicara tentang syariat.
“Biasanya ada ceramah-ceramah yang dilakukan pada hari Minggu pagi tidak ada yang berbau radikal dan mengajak warga Muhammadiyah untuk menghindarinya agar tidak terpapar,” terang Gavrin.
Terkadang, katanya, ia dan pengurus Muhammadiyah Manado ingin mengundang pihak keamanan, pihak kepolisian, Badan Inteligen dan juga Narkoba untuk bicara atau memberikan ceramah sesuai dengan tupoksi mereka.
“Itu untuk apa? Agar supaya Muhammadiyah ingin maju dan bermartabat tanpa radikalisme dan terorisme,” ujarnya.
“Pertemuan antara warga Muhammadiyah dengan aparat kepolisian dalam ceramah-ceramah bisa memperkuat sinergitas sehingga dalam upaya mencegah gerakan kelompok radikal bisa semakin mudah,” tutup Gavrin.
Editor: Asrar Yusuf