MANADO (BK) : Nuansa bahasa Jepang hadir di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano, Kabupaten Minahasa sejak Senin hingga Selasa (15-16/10/2018) hari ini.
Berbagai ornamen khas negara Bunga Sakura seperti lampion berwarna merah, bendera Jepang dan Indonesia dipasang bergelantung disepanjang jalan gedung fakultas menuju lapangan hingga yang paling menarik dan menyedot perhatian adalah busana khas Jepang yakni Kinomo, yang dipakai rektor Unima Prof Julyeta Runtuwene beserta dosen, pegawai dan staf fakultas.
Rektor, dosen dan beberapa mahasiswa mengabadikan keseruan memakai pakaian adat khasJepang, sambil memegang payung kecil dan kipas warna merah.
"Baru sekarang pakai Kinomo, ternyata bagus juga," ujar seorang dosen perempuan sambil terus menapat pakaian Kimono yang dia pakai.
Selama dua hari sejak kemarin, Fakultas Bahasa dan Senin Unima menggelar Bunkasai Unima 2018 dengan tema Seribu Senyum Untuk Masa Depan dan dalam bahasa Jepang berbunyi 'Shorai no tame no sen no egao'.
"Bunkasai adalah festival kebudayaan Jepang. Bunkasai Unima 2018 dibuka oleh ibu rektor dihadiri para alumni, perusahan Jepang, pelajar SMA dan umum," kata Dr Sherly Lensun M.Pd kepala program studi (kapordi), bahasa Jepang kepada Tribun Manado, Selasa (16/10/2018).
Dua hari pelaksanaan, Bunkasai Unima 2018 berlangsung meriah. Selain karena keluarga besar bahasa Jepang dan petinggi-petinggi Unimamenggenakan pakaian Kimono serta hiasan-hiasan khas Jepang, melalui panitia pelaksana menggelar berbagai lomba-lomba tentang kebudayaan Jepang(lihat grafis).
Dijelaskan Sherly pelaksanaan Bunkasai Unima 2018 digelar dalam rangka hari ulang tahun (HUT) Prodi Bahasa Jepang dan dies natalis Unima.
"Special untuk tahun ini, digelar bertapatan dengan momentum peringatan 60 tahun kerjasama IndonesiaJepang," tandasnya.
(tn/mfw/bk-11)