MANADO (BK) : Karantina Pertanian Manado membuka peluang investor untuk mengelola potensi Sarang Burung Walet (SBW). Ini dikarenakan SBW asal Sulawesi Utara (Sulut) memiliki kualitas ekspor.
"SBW Sulut ini memiliki kualitas ekspor, hanya saja masih berbentuk Raw sehingga perlu diolah lebih lanjut," kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donny Muksidayan melalui keterangan persnya, Selasa (29/3/2022).
Dari catatan Karantina Pertanian Manado pada triwulan pertama tahun 2022, sebanyak 5,1 ton komoditas SBW asal Provinsi Sulut telah dilalulintaskan antar area ke kota-kota besar.
SBW dalam bentuk Raw atau mentah dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 21,7 miliar ini sebagian besar dikirim ke Jakarta dan Surabaya guna diproses lebih lanjut dan di ekspor ke negara tujuan.
Donny pun memastikan SBW asal Sulut, sehat dan dalam kondisi baik serta utuh. Lebih lanjut, ia menjelaskan di wilayah Sulut belum memiliki tempat pemrosesan SBW.
"Kebanyakan ada di Jawa sehingga hasil SBW harus dikirim ke daerah lain yang memilikinya agar layak ekspor," ujarnya.
Dia berharap, daya tarik SBW Sulut ini mampu menarik investor untuk menginvestasikan modalnya dalam mengekspose potensi SBW Sulut.
"Katakanlah investor tersebut membangun tempat pemrosesan SBW agar nilai jual dari produk meningkat hingga tiga kali lipat sehingga dapat menjadi penopang baru dalam membangun sektor perekonomian daerah Sulut," terang Donny.
Terpisah Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang, menyebutkan eksportasi komoditas pertanian di 2022 ini akan semakin meningkat dibandingkan tahun lalu, sesuai dengan tujuan Gerakan Ekspor Komoditas Pertanian Tiga Kali Lipat (Gratieks), karenanya kita harus melakukan terobosan untuk akselerasinya.
Sebagai informasi, dari rilis BPS mencatat adanya peningkatan ekspor pertanian hingga bulan Februari tahun 2022 sebesar 11,45% (YoY). Secara khusus data IQFAST Barantan menunjukan selain SBW yang menunjukkan tren peningkatan sebesar 20%, yakni secara nasional mencapai 81,2 ton dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 67,7 ton saja.
Komoditas asal sub sektor perkebunan, kelapa bulat dan santan juga menunjukan tren peningkatan masing-masing 60,9% dan 11,9%.
“Strategi akselerasi ekspor ini salah satunya dengan menggali potensi daerah dan membagi informasi kepada para investor agar mereka tertarik untuk berinvestasi, terlebih SBW ini dimana potensi Indonesia sangat besar,” pungkas Bambang.
Editor: Asrar Yusuf