KOTAMOBAGU (BK) : Hujan lebat mengguyur sebagian wilayah Kotamobagu, Sabtu (5/10/2019) sore. Selang beberapa waktu kemudian, beredar video hujan tersebut dibarengi butiran es.
Dalam video seorang ibu berjalan ke halaman rumah di tengah hujan lebat dan memungut sesuatu dari tanah. Sekembalinya ke dalam rumah, ibu itu memberikan kepada seseorang yang diletakkan di atas meja, ternyata beberapa butiran es.
Keterangan yang berhasil diperoleh beritakawanua.com, video tersebut diambil warga di Desa Moyag Induk, Kecamatan Kotamobagu Timur. Tapi bagaimana fenomena alam langka tersebut bisa terjadi wilayah tropis seperti di Indonesia?.
Berdasarkan keterangan tertulis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Manado, hujan es disebabkan oleh awan Cumulonimbus, yaitu awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat dan dapat terjadi badai petir.
“Proses kondensasi uap air yang mendadak biasanya menghasilkan es dalam ukuran besar. Mengingat ukurannya yang besar, tidak semua es mencair saat turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu relatif hangat,” tulis BMKG seperti dalam rilis.

Atap rumah salah satu warga Dakoulu Desa Moyag Induk yang diterjang angin. (foto: ist)
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan es adalah terjadinya pembekuan saat uap air dengan suhu dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Fenomena hujan es disertai angin kencang, lanjut BMKG, dapat terjadi di daerah tropis seperti Indonesia terutama pada musim peralihan kemarau ke musim penghujan. Hujan es ini biasanya lebih sering terjadi pada siang atau menjelang sore hari. “Tapi untuk hujan es jarang terjadinya”.
Hujan lebat di Kotamobagu Timur juga disertai angin kencang yang membuat kerusakan rumah. 1 rumah di Dakoulu, Desa Moyag Induk harus kehilangan atap diterjang angin.
(acha/bk-8)