MANADO (BK) : Bagi masyarakat di Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, Wieske Jeane Palungan adalah Ketua Lingkungan (Kaling). Tapi bagi mahasiswa asal Papua, sosok wanita ini adalah orangtua perempuan.
Jeane memang telah menjadi sosok sentral di Lingkungan IX, Kelurahan Bahu. Dalam 5 tahun terakhir, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungannya terjaga dengan baik sejak dia menjadi Kaling, dulunya Kepala Lingkungan (Pala').
Mayoritas warga di lingkungan ini adalah mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di Sulawesi Utara (Sulut), maupun berasal dari provinsi lain, termasuk Papua untuk menimba ilmu.
Para mahasiswa ini memilih indekos di lingkungan yang dipimpinnya karena berdekatan dengan tiga perguruan tinggi yaitu Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM).
Dengan banyaknya mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah, suku, agama dan ras inilah yang sering menimbulkan masalah sosial seperti gangguan kamtibmas. Tapi gangguan-gangguan itu tidak terjadi
Itulah peran Pala' Jeane, panggilan Wieske Jeane Palungan. Ia selalu berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan untuk selalu datang meninjau ke asrama-asrama mahasiswa serta rumah-rumah kos untuk mengantisipasi keamanan dan kamtibmas.
"Termasuk mengunjungi ke asrama mahasiswa Papua. Mereka juga warga saya, bagian dari NKRI, jadi saya harus menjalin silahturahmi dengan mereka," ujar Jeane.
Saking dekatnya para mahasiswa Papua dengan, apa yang diperintahkan selalu didengar seperti ajakan kerja bhakti, mengingatkan untuk tidak minum minuman keras (miras) dan menjaga keamanan.
"Saya sampai dipanggil Mama oleh mahasiswa Papua karena kedekatan itu. Mereka menganggap saya sebagai orangtua mereka," kata Jeane.
Bahkan, termasuk saat gabungan mahasiswa Papua akan melakukan unjuk rasa menolak Otsus di tanah kelahirannya, ia mengingatkan anak-anak asrama di lingkungannya untuk tertib dan menjaga keamanan.
"Kalau tertib tidak akan dipukul, kalaupun dipukul jangan balas. Tapi mereka ternyata dengarkan saya. Demo berlangsung tertib sampai mereka kembali," ungkapnya.
Selain menyentuh warga, mahasiswa dan perangkat pemerintahan, Jeane juga selalu berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan TNI, baik itu Babinsa, Bhabinkamtibmas serta Polsek Malalayang untuk keamanan dan ketertiban di lingkungannya, dan kelurahan pada umumnya.
"Saya selalu meminta untuk dilakukan patroli, walaupun sekedar untuk mengingatkan warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan karena saat ini kita masih dalam masa pandemi Covid-19," pungkasnya.
(acha/bk-8)