MANADO (BK) : Usai Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO Manado, dukungan untuk Pemilu (Pemilihan Umum) Serentak 2024 kembali datang dari kelompok Cipayung (Cipayung Plus).
Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Sulut juga menyuarakan mendukung pesta demokrasi tersebut. Tapi seperti apa dukungan dari organisasi kemahasiswaan yang dibentuk pada 9-11 Juli 1999.
"LMND memang sejak dulu mendukung adanya pemilu, kita selalu mendukungnya," ujar Ketua LMND Sulut, Alpianus Tempongbuka.
Dia mengatakan LMND sebagai sebagai organisasi mahasiswa tidak buta dengan politik ketika kita mengetahui bahwa politik. Apalagi pemilu bukan suatu yang baru, tapi menjadi acara lima tahunan.
"Kami dari LMND menginginkan di pemilu 2024 itu ada sesuatu yang baru," katanya.
Ia mengatakan, sesuatu yang baru tersebut adalah perdebatan konsep bagaimana agar bisa membangun Indonesia yang lebih maju yang sejahtera, adil dan makmur sesuai dengan apa yang menjadi amanat daripada Undang-undang serta Pancasila.
Menurutnya, pada pemilu sebelumnya di 2019, perhelatan pilpres waktu itu diwarnai perdebatan yang terjadi. Tapi yang terjadi bukanlah sebuah perdebatan yang konseptual.
"Sebagai contoh konkrit misalnya soal kadrun-kampret dan lain sebagainya, ini bukanlah demokrasi," tandas alumnus Fisip Unsrat, jurusan Administrasi Negara ini.
"Sesuatu yang bisa dikatakan tidak mendidik ataupun memberikan edukasi kepada rakyat," tambahnya.
Dia kemudian menyebut pemilu adalah sebuah perdebatan konsep, atau sebuah pertarungan untuk bisa mempertunjukkan bahwa siapa yang layak untuk menjadi pemimpin di Republik Indonesia.
"Itupun pola-pola yang tidak bisa mencontohkan ataupun memberikan sebuah gambaran bahwa siapa yang layak untuk bisa menjadi pemimpin republik ini," ungkap Alpian.
Seperti diketahui, Indonesia begitu banyak suku, budaya dan kemudian persoalan-persoalan yang krusial baik persoalan yang ada di Papua, persoalan dan lingkungan serta persoalan seperti konflik agraria yang masih begitu banyak.
"Untuk menyelesaikan persoalan- persoalan tersebut, saya rasa di pemilu ke depan perdebatannya adalah perdebatan konsep yang bisa menyelesaikan itu semua. Bukan lagi seperti kemarin (pemilu 2019) yang identik dengan kadrun-kampret dan lain sebagainya," tandas pemuda 24 tahun asal Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Dia kembali menegaskan LMND sejak awal menginginkan adalah pertarungan konsep. LMND katanya, akan melihat siapa yang kemudian benar-benar bisa dan mampu untuk menjelaskan ataupun mampu memberikan solusi terkait dengan persoalan kondisi bangsa sampai hari ini.
"Di LMND kita selalu berdialeksi untuk persiapan pemilu, kita selalu berdiskusi dengan kawan-kawan dengan semua secara kolektif kolegial bahwa siapa yang layak dengan adu gagasan untuk negeri tercinta ini," pungkasnya.
Editor: Asrar Yusuf