MANADO (BK) : Mayda Lenan adalah salah seorang mahasiswi asal Papua yang ikut demo menolak Otonomi Khusus (Otsus) di tanah kelahirannya pada aksi di Kantor Gubernur Sulut, pekan lalu.
Namun, mahasiswi Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado ini meminta jika otsus perlu dilanjutkan tapi catatan dievaluasi secara menyeluruh. Ia pun mendesak pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan Papua.
"Sebagai satu anak bangsa Negara kita tercinta Indonesia, saya sebenarnya mendukung semua pembangunan fisik oleh pemerintah Pusat di wilayah kami tercinta yaitu tanah Papua," ujar Mayda.
Secara pribadi, Mayda mengatakan pembangunan fisik yang dimaksudnya adalah seperti pembuatan jalan yang menghubungkan daerah satu ke daerah lain di Papua.
"Infrastruktur lainnya berupa pasar tradisional dan fasilitas perkantoran, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur penunjang ekonomi lainnya," ucapnya.
Untuk itu, Mayda meminta pemerintah tetap fokus membangun ekonomi rakyat Papua, seperti melalui UMKM dan membuka akses pasar. Ini dikatakannya karena sumber daya alam di Papua yang berlimpah tapi tidak bisa dijual oleh warga asli Papua.
"Contohnya pasar tradisional nantinya akan digunakan warga asli Papua menjual hasil alam tanah Papua, jadi bukan hanya pasar-pasar modern saja yang dibangun," ujar Mayda.
Mayda melanjutkan, pemerintah seharusnya memberikan perhatian yang lebih kepada Papua. Karena menurutnya, kemajuan Papua akan menjadi tolok ukur kemajuan Indonesia.
"Otonomi daerah agar benar-benar berjalan pada jalur yang benar dan melahirkan manfaat kesejahteraan bagi rakyat Indonesia, khususnya di tanah Papua," pungkasnya.
(acha/bk-8)