Krismas S Tampi SIP. (foto: acha)
MANADO (BK) : Kelurahan Bahu menjadi salah satu kelurahan dengan warga pendatang terbanyak selain Kelurahan Kleak di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Umumnya adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang datang menimba ilmu.
Ada beberapa perguruan tinggi di dua kelurahan itu seperti Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (STIKOM), dan membuat para mahasiswa dari daerah lain terpaksa harus tinggal di kos-kosan.
Dengan banyaknya pendatang baru dari berbagai daerah, terkadang memunculkan berbagai permasalahan pada kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Hal ini kemudian menjadi perhatian lurah Kelurahan Bahu Krismas S Tampi SIP. Dalam upaya menjaga kondusifitas di wilayahnya, ia terus-menerus memberikan penjelasan dan pemahaman kepada setiap warga pendatang yang umumnya mahasiswa yang tinggal di kos-kosan.
“Pada prinsipnya kami (kelurahan) tidak henti-hentinya memberikan penjelasan dalam menjaga kamtibmas di lingkungan masing-masing,” ujarnya saat ditemui di ruangannya, Jumat (5/2/2021).

Terlebih kepada para mahasiswa asal Papua. Ia meminta untuk tidak ikut pergerakan-pergerakan yang bisa merugikan pihak lain.
“Tujuan utamanya kan study (belajar), jadi tetaplah fokus untuk study,” ujarnya.
Meski begitu, Tampi mengatakan mahasiswa asal Papua selalu proaktif dengan program-program pemerintah Kelurahan Bahu. Diantaranya adalah seperti program kerja bhakti dan program lainnya.
“Mereka sangat proaktif sekali. Kalau kami turun kerja bhakti, mereka ikut membersihkan wilayah-wilayah yang kotor, terlebih di sekitar asrama mereka yang berada di lingkungan IX,” terang Lurah.
“Program seperti ini adalah salah satu cara kami agar bisa berbaur dengan mereka agar tidak lagi ikut dengan pergerakan-pergerakan yang bisa merugikan orang lain,” pungkasnya.
(acha/bk-8)