MANADO (BK): Upacara Buta Yadna yang diselenggarakan umat Hindu Kota Manado, Jumat, 20 Maret 2015, atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi, menarik perhatian masyarakat yang melintas di kawasan Lapangan Sparta Tikala, depan kantor wali kota, tempat kegiatan dilaksanakan.
Dalam upacara yang juga dihadiri Wali Kota Manado G.S. Vicky Lumentut ini, umat Hindu mengarak ogoh-ogoh Rahwana yang tengah menggenggam Shinta. Selain itu, ada perwujudan burung Jatayu dalam ogoh-ogoh yang diarak tersebut.
Arak-arakan ini langsung membuat macet jalanan sekitar. Sebab, banyak para pengendara yang turun ke jalan untuk merekam atau mengambil foto arak-arakan tersebut.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Manado Ida Bagus Ketut Alit mengatakan perwujudan ogoh-ogoh berbentuk Rahwana ini merupakan penyentilan kondisi saat ini yang banyak korupsi dan kemiskinan. Menurut dia, Rahwana adalah Raja Alengka yang kejam dan tergolong sosok yang tak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya.
"Sudah punya istri masih menginginkan Shinta. Begitu juga dengan kekuasaannya. Ini yang saya sebut sebagai tindakan korupsi dan haus akan kekuasaan, yang juga terjadi di zaman sekarang. Belum lagi simbol kemiskinannya," kata Alit.
Alit sendiri menjelaskan, dengan adanya kegiatan ini, kita diingatkan akan pengendalian diri dari hal-hal tersebut sehingga ada keseimbangan.
Selain pelaksanaan upacara Buta Yadna, dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Kota Manado menurut Alit sudah melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya donor darah, anjangsana kepada keluarga yang tidak mampu, bersih-bersih taman makam pahlawan, dan beberapa kegiatan di pura.
(tempo/bk-7)