MANADO (BK) : Kompetisi sepakbola Liga 2 2019 diikuti 23 tim yang terbagi dalam dua wilayah, yakni wilayah barat dan wilayah timur. 23 tim nantinya akan memperebutkan tiga tiket promosi ke kasta sepakbola tertinggi di Indonesia, Liga 1 2020.
Salah satu tim yang ikut memperebutkan tiket promosi tersebut adalah Bogor FC. Tim yang telah bermetamorfosis menjadi Bogor FC Sulut United, karena telah berkandang di Stadion Klabat Manado, berpeluang merebut satu tiket itu.
Sempat kalah 1-0 dipartai perdana melawan Madura FC, tim yang diberi julukan Gorango Utara oleh supporternya berhasil mencuri poin dengan menahan imbang 1-1 Persatu Tuban pada tur Jatim.
Tim besutan pelatih Herry Kiswanto kemudian menggila dengan menyapu bersih poin di dua laga kandangnya. Menekuk Mitra Kukar (2-1) dan melahap ‘Beruang Madu’ Persiba Balikpapan (2-0), membuat dua tim pulau Borneo harus pulang dengan kepala tertunduk.
Hasil ini membuat Sulut United bercokol di peringkat tiga kelasemen sementara wilayah timur dengan mengoleksi 7 biji poin. Achmad Setiawan dkk hanya terpaut 1 poin dari pemuncak kelasemen dan runner up, Persik Kediri serta Persewar Waropen dengan 8 poin.
Meski bercokol di papan atas kelasemen Wilayah Timur, Herry Kiswanto tidak menganggap remeh tim lainnya. Baginya, semua lawan yang akan dihadapi Sulut United punya kekuatan.
“Seluruh lawan kuat semua, tidak ada yang lemah,” ungkap Herkis, panggilan mantan punggawa Timnas Indonesia era 80-an itu.
Menurutnya, Sulut United masuk dalam wilayah timur bersama Persik Kediri, Persewar Waropen, Martapura FC, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar, Madura FC, Persatu Tuban, PSIM Yogyakarta, PSBS Biak Numfor dan Persis Solo. Dia mengaku tidak mengetahui kekuatan lawan seperti apa.
“Yang jelas saya masih fokus ke anak-anak,” katanya.
Herkis mengatakan baru akan menganalisa kekuatan lawan mendekati waktu atau menjelang pertandingan. Pola itu selalu digunakannya pada tim-tim besutannya sebelum ke Sulut United.
“Mendekat waktu pertandingan baru kita cari siapa pemain kunci lawan, begitu saja. Saya biasa analisa di liga 1, di apapun begitu, sama saja tidak ada yang berbeda,” terang peraih medali emas Sea Games 1987 itu.
(acha/bk-8)